Minggu, 14 Agustus 2022

About Season

 

Her Flowers


Inilah rahasia hidup,

Ingatlah mawar yang kau tanam,

di taman sepanjang tahun,

Mereka akan mengajarimu,

Betapa manusia harus layu

Gugur

Tumbuh

Kuncup agar mekar kembali-

            Tahun telah usai, kugelar tiga ratus enam puluh lima hari yang lalu di atas permadani. Pada bulan inilah kuputuskan untuk meluruhkan segala penghalang mimpi. Pada hari inilah aku tak akan pernah mau lagi mengasihani diriku sendiri. Pada minggu inilah aku tidur di taman yang sangat indah. Pada musim yang begitu amat sangat panjang ini, kuperas habis seluruh keraguanku. Kupajang kebaikan hati mereka yang datang, Ku ganti kalender. Pada bulan inilah aku menari sampai hatiku kembali mengapung di atas air. Pada musim panas ini kutinggalkan semua cermin dari dinding yang begitu banyak mencemooh aku. Tak perlu lagi aku memperlihatkan diriku agar merasa dikasihani.

            Kulipat hari-hari terbaik dan kusimpan baik-baik semuanya di saku celanaku. Kunyalakan lilin. Kubakar habis yang tak perlu. Dan aku tangguh dan bijak  seperti yang baru. Dan lalu kau tahu? ada hari-hari ketika bernapas saja sudah membuat kita lelah. Tampaknya menyerah kepada hidup akan lebih mudah. Gagasan tentang menghilang akan membuatmu tenang. Sudah lama aku tersesat di tanah tanpa matahari. Tanpa bunga-bunga. Tapi sesekali ditengah kegelapan muncullah apa-apa yang kucintai dan membuatku hidup kembali, menyaksikan langit penuh bintang dan tawa renyah bersama kawan lama.

            Seorang pembaca mengatakan bahwa tulisanku pernah menenangkan hatinya. Padahal aku saja berjuang menenangkan hidupku sendiri. Hidup memang sulit bagi kita semua. Dan pada saat-saat seperti itulah hidup seperti merangkak keluar dari lubang jarum. Bahwa kita mesti menahan hasrat untuk mengalah kepada kenangan pahit. Menolak tunduk kepada bulan-bulan dan tahun-tahun terburuk. Karena mata kita mendambakan perayaan di muka bumi. Ada begitu banyak permukaan lautan biru dan jernih yang belum kita selami. Ada pula keluarga, sedarah. maupun pilihan. Dalam perjalanan satu hal yang aku sadari bahwa tempat ini bukanlah milik kita, dan kita adalah penumpang disini.

            Mari kita nikmati apapun yang Tuhan beri dan merawatnya dengan amat begitu ramah. Agar mereka yang datang selepas kita akan merasakan hal yang sama. Dan mari kita temukan matahari kita sendiri. Tumbuhkan bunga-bunga kita sendiri. Semesta mempersembahkan cahaya. Selagi ayat-ayat masih mampu di gaungkan, mari kita nikmati dengan khidmat.

0 komentar:

Posting Komentar