Her Flowers
Inilah rahasia hidup,
Ingatlah mawar yang kau tanam,
di taman sepanjang tahun,
Mereka akan mengajarimu,
Betapa manusia harus layu
Gugur
Tumbuh
Kuncup agar mekar kembali-
Tahun
telah usai, kugelar tiga ratus enam puluh lima hari yang lalu di atas
permadani. Pada bulan inilah kuputuskan untuk meluruhkan segala penghalang
mimpi. Pada hari inilah aku tak akan pernah mau lagi mengasihani diriku
sendiri. Pada minggu inilah aku tidur di taman yang sangat indah. Pada musim
yang begitu amat sangat panjang ini, kuperas habis seluruh keraguanku. Kupajang
kebaikan hati mereka yang datang, Ku ganti kalender. Pada bulan inilah aku
menari sampai hatiku kembali mengapung di atas air. Pada musim panas ini
kutinggalkan semua cermin dari dinding yang begitu banyak mencemooh aku. Tak
perlu lagi aku memperlihatkan diriku agar merasa dikasihani.
Kulipat
hari-hari terbaik dan kusimpan baik-baik semuanya di saku celanaku. Kunyalakan
lilin. Kubakar habis yang tak perlu. Dan aku tangguh dan bijak seperti yang baru. Dan lalu kau tahu? ada
hari-hari ketika bernapas saja sudah membuat kita lelah. Tampaknya menyerah
kepada hidup akan lebih mudah. Gagasan tentang menghilang akan membuatmu
tenang. Sudah lama aku tersesat di tanah tanpa matahari. Tanpa bunga-bunga.
Tapi sesekali ditengah kegelapan muncullah apa-apa yang kucintai dan membuatku
hidup kembali, menyaksikan langit penuh bintang dan tawa renyah bersama kawan
lama.
Seorang
pembaca mengatakan bahwa tulisanku pernah menenangkan hatinya. Padahal aku saja
berjuang menenangkan hidupku sendiri. Hidup memang sulit bagi kita semua. Dan
pada saat-saat seperti itulah hidup seperti merangkak keluar dari lubang jarum.
Bahwa kita mesti menahan hasrat untuk mengalah kepada kenangan pahit. Menolak
tunduk kepada bulan-bulan dan tahun-tahun terburuk. Karena mata kita
mendambakan perayaan di muka bumi. Ada begitu banyak permukaan lautan biru dan
jernih yang belum kita selami. Ada pula keluarga, sedarah. maupun pilihan.
Dalam perjalanan satu hal yang aku sadari bahwa tempat ini bukanlah milik kita,
dan kita adalah penumpang disini.
Mari
kita nikmati apapun yang Tuhan beri dan merawatnya dengan amat begitu ramah.
Agar mereka yang datang selepas kita akan merasakan hal yang sama. Dan mari
kita temukan matahari kita sendiri. Tumbuhkan bunga-bunga kita sendiri. Semesta
mempersembahkan cahaya. Selagi ayat-ayat masih mampu di gaungkan, mari kita
nikmati dengan khidmat.
0 komentar:
Posting Komentar